Sejak kecil saya diajari untuk "Jangan jajan sembarangan". Yang menarik adalah ketika istirahat sekolah teman-teman saya jajan di sekolah maupun di depan sekolah, berapa banyak untuk membeli jajanan yang sehat? Lalu karena kurangnya penyadaran agar kita jajan yang sehat antara penjual dan pembeli, berapa banyak dari kita yang tersadarkan. Tentang kesadaran jajan sehat, orang yang sadar jajan sehatpun lama-lama akan tergoda juga dengan sajian yang super menggoda oleh penjaja jajanan. Lantas kesalahan ada pada pembeli (siswa), penjual (penjaja jajanan), orang tua atau sekolah? |
Jangan-jangan alasan prinsip ekonomi untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya menjadi tuan bagi penjaja jajanan. Atau jangan-jangan perasaan bangga orang tua-lah yang telah memberi uang jajan siswa. Atau jangan-jangan pula pihak sekolah yang tidak memberi sarana untuk jajan sehat. Dalam hal ini siswa menjadi korban atau pelaku, sulit untuk menentukan. Mudah-mudahan Jangan jajan sembarangan bukan sekedar Slogan. |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Nice info..
BalasHapusTerima kasih atas kunjungannya Kak Qois
BalasHapus