Tidak percaya diri, tidak naik kelas, tidak mendapat
rangking atau peringkat, tidak lulus
sekolah, tidak lolos seleksi atau ujian masuk ke jenjang sekolah yang lebih
tinggi adalah salah satu problematika yang dihadapi siswa.
Yang menarik dari tidak percaya diri siswa adalah berapa
banyak pihak yang terlibat dan dilibatkan?
Menjamurnya lembaga bimbingan belajar yang tumbuh dan
berkembang ditengah-tengah masyarakat yang menuntut biaya pendidikan gratis
adalah suatu fenomena.
Tentang tidak percaya diri siswa, siswa yang tergolong
pandaipun kadang lalai dengan mengatasnamakan jaga-jaga dan jangan terlalu
percaya diri.
Lantas kesalahan ada pada pihak siswa, sekolah, wali siswa,
masyarakat, lembaga bimbingan belajar atau pemerintah?
Jangan-jangan, pemerintah lalai dengan tidak membuat
kurikulum metode baku dan praktis untuk menghilangkan tidak percaya diri siswa.
Atau jangan-jangan, sekolah tidak punya keberanian membuat
kreasi dan inovasi karena metode baku dan praktis untuk menghilangkan tidak
percaya diri siswa tidak ada dalam kurikulum.
Atau jangan-jangan masyarakat yang diwakili komite sekolah
tidak bisa berbuat banyak karena merasa tidak dilibatkan dalam problematika
tidak percaya diri siswa.
Atau jangan-jangan pula wali siswa yang memiliki dana cukup,
tidak percaya dengan sekolah sehingga membiayai siswa ikut bimbingan belajar.
Dalam hal ini siswa menjadi korban atau pelaku sulit untuk
menentukan.
Menyikapi fenomena tidak percaya diri siswa, apakah
teman-teman :
1. Tidak tahu harus berbuat apa, sehingga mengambil
sikap serahkan saja pada
mekanisme yang berlaku.
2. Tidak mau tahu karena bukan urusannya.
3. Ikut bimbingan belajar untuk menghilangkan tidak
percaya diri.
4. Tidak ikut bimbingan belajar karena sudah
percaya diri.
5. Memandang tidak percaya diri siswa bukan sebagai
masalah penting sehingga
diam saja.
6. Ikut membuka lembaga bimbingan belajar karena
memiliki jiwa bisnis bahwa
tidak percaya diri siswa adalah peluas bisnis atau
penghasilan yang menjanjikan.
7. Membuka peluas bisnis baru berupa lembaga
pelatihan siswa agar siswa
menjadi percaya diri.
8. Atau barangkali memiliki ide, saran dan kritik
atau apalah namanya untuk
memecahkan problematika tidak percaya diri siswa?
Saya berharap sikap teman-teman diisikan di komentar.
Terima kasih.
Daftar Download Buku Gratis:
wah .. nggak mudah juga ya bro buat menjawab pertanyannya. aku dulu berkecimpung langsung dgn dunia lembaga pendidikan , menemui murid yg pandai, juga yg kurang, rasany abanyka faktor yg menyebabkan siswa itu tidak percaya diri
BalasHapusPunya lembaga pendidikan sendiri Mbak? namanya apa, barngkali ya saya thu gitu.
BalasHapusTrus faktornya apa saja nih mbak?
dulu sih, sdh lama kututp, khan aku menetap di sini skrg
BalasHapusbanyaklah spt yg kamus ebutkan itu, juga dr siswa itu sendiri, juga terutama peran ortunya, bener nggak ? :)
Bener...bener..mbak,
BalasHapusso, pernah kepikiran juga tah yang nomor 6 ya mbak.
Ndak dilanjutin tuch mbak jiwa bisnisnya, ya buat kursus on line Bahsa Jerman di Blog mbak el.
Sistem pendidikan kita saat ini di akui atau tidak, terlalu mengolah atau mengasah otak kiri siswa dan mengesampingkan otak kanan, seorang dianggap pintar apabila nilai ujian matematikanya 100 dsb. padahal kehidupan nyata tidaklah demikian adanya, keberhasilan seseorang adalah dinilai dari bagaimana dia membangun relasi sesama, saling berbagi dalam kebaikan dst.
BalasHapusDalam salah satu keterangan disebutkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang selalu selalu berbagi dan meringankan beban orang lain.
Wallahu'alam
Ide yang menarik, Intinya yang perlu dirubah sistem pendidikan agar seimbang nih (antara IQ dan SQ).
BalasHapusBagi Penyelengara Pendidikan Nasional mohon diperhatikan ide bagus dari Bpk Ridwan Ansyori nih.